Dalam postingan kali ini saya hendak menggambarkan adanya sosok inspiratis dari islam yang berperan besar dalam kemajuan peradaban dunia hingga saat ini. Dari sekian ilmuan Islam yang menjadi kebanggan islam, salah satunya yang kita kenal adalah Ibnu Sina, yang dikenal sebagai bapak kedokteran karena karya-karyanya. Simak ulasan berikut sob, mari bernostalgia, mengingat kembali bahwa Islam dulunya memberikan pengaruh besar pada peradaban dunia. Lanjut gan…
Ibnu Sina, yang dikenal di Barat dengan nama Avicenna, adalah seorang dokter yang terkenal, filsuf, penulis ensiklopedia, matematika dan juga ahli astronomi. Namun, paling banyak memberikan kontribusi untuk ilmu kedokteran lewat bukunya yang terkenal yaitu al-Qanun fi al-Tibb, yang mana di barat dikenal sebagai 'Canon'. Pada zamannya, Ilmu kedokteran tidak akan lengkap tanpa mengacu pada pemikiran Ibnu Sina.
Memiliki nama Abu Ali al-Hussain Ibn Abdallah Ibn Sina yang lahir di tahun 981 M. di Afshana dekat Bukhara (Asia Tengah). Pada usia sepuluh tahun, ia sudah fasih dalam mempelajari Al-Qur'an dan ilmu-ilmu dasar. Ia belajar logika dari Abu Abdallah Natili. Di masa mudanya ia menunjukkan keahlian yang luar biasa dalam bidang kedokteran dan sangat terkenal di wilayahnya tersebut. Pada usia tujuh belas tahun, ia berhasil menyembuhkan Nooh Ibnu Mansoor, Raja Bukhara, dari penyakit yang susah disembuhkan karena dokter ahli setempat menyerah untuk bisa menyembuhkan raja Bukhara tsb. Karena telah disembuhkan, Raja Mansoor ingin membalasnya, tapi dokter muda Ibnu Sina hanya meminta di izinkan untuk menggunakan perpustaakan setempat.
Ibnu Sina pergi ke Jurjan setelah kematian ayahnya di mana ia bertemu dengan Abu Raihan al-Biruni. Kemudian ia pindah ke Rayy dan kemudian ke Hamadan, di sana ia menulis bukunya yang terkenal yaitu Al-Qanun fi al-Tibb. Dari Hamadan ia kemudian pindah lagi ke Isphahan (saat ini di daerah Iran), di sana ia menyelesaikan banyak tulisan monumental. Namun karena tak lama kemudian adanya kekacauan kondisi politik disana yang akhirnya membuat dia kembali ke Hamadan dan disana tempat ia meninggal pada tahun 1037 Masehi
Ibnu Sina memberikan pengaruh besar untuk ilmu kedokteran lewat bukunya yang terkenal yaitu “al-Qanun”, yang dikenal sebagai "Canon" di Barat. Di dalamnya menjelaskan pengetahuan tentang medis yang bersumber dari pengetahuan kuno dan Muslim. Ibnu Sina tidak hanya mensintesis pengetahuan-pengetahuan yang tersedia, tapi dia juga membuat banyak teori asli, diantaranya adalah pengetahuan tentang sifat menular dari penyakit paru-paru dan TBC, adanya penyebaran penyakit melalui air dan tanah, dan menemukan hubungan antara psikologi dan kesehatan. Selain itu, ia adalah dokter pertama yang menyarankan pengobatan untuk air mata fistula.
Bukunya, “Qanun” berisi banyak temuan anatomi-anatomi tubuh yang digunakan sampai hari ini. Ibnu Sina adalah ilmuwan pertama untuk bisa menggambarkan anatomi dari bagian mata, seperti sklera conjuctive, kornea, koroid, iris, retina, lapisan lensa, saraf optik dan kiasma optik.
Ibnu Sina juga disebut sebagai ahli bedah karena pengaruhnya menemukan anatomi dari organ-organ manusia. Dia berhasil mengamati bahwa Aorta pada mulanya berisi tiga katup yang terbuka saat darah mengalir dari hati selama kontraksi dan menutup selama relaksasi sehingga darah tidak dapat dituangkan kembali ke jantung.
Qanun (Canon) diterjemahkan ke dalam bahasa Latin oleh Gerard dari Cremona pada abad kedua belas. Ini menjadi buku untuk pendidikan kedokteran di sekolah-sekolah Eropa. Pada abad kelima belas buku tersebut dicetak enam belas kali, lima belas edisinya yang dalam bahasa Latin dan satu dalam bahasa Ibrani, dan diterbitkan lagi hingga dua puluh kali selama abad keenam belas. Pada tahun 1930 Cameron Gruner menerjemahkan sebagian buku ini ke dalam bahasa Inggris yang berjudul "A Treatise on Kanon Avicenna”. Dr William Osler, penulis Evolusi Ilmu Pengetahuan Modern, menulis: "The Qanun akan menjadi buku medis untuk jangka waktu yang lama."
Ibnu Sina menulis buku lain yang berjudul al-Shifa (Buku Penyembuhan) adalah ensiklopedia filosofis, yang menjeaskan tentang Filosofinya tradisi Aristotelian, pengaruh Neoplatonic dan teologi Islam. Kitab al-Shifa dikenal sebagai 'Sanatio' dalam bahasa Latin. Dalam Filsafatnya, Ibnu Sina mengelompokkan bidang pengetahuan menjadi dua bidang utama: yaitu bidang pengetahuan teoritis(meliputi fisika, matematika dan metafisika) dan bidang pengetahuan praktis(meliputi etika, ekonomi dan politik).
Ibnu Sina juga memberikan pengaruhnya dalam ilmu matematika, fisika, musik dan juga bidang lainnya. Dia juga membuat beberapa proyek pengamatan astronomi, dan merancang perangkat yang mirip dengan vernier, untuk meningkatkan ketepatan pembacaan instrumental. Dalam Fisika, ia memberikan kontribusi untuk mempelajari berbagai bentuk energi, panas, cahaya dan mekanis, dan konsep-konsep seperti gaya, vakum dan lainnya yang tentu masih banyak lagi.
Dalam bidang Kimia, ia tidak percaya pada kemungkinan transmutasi kimia pada logam, pandangan itu melawan teori yang dipercaya pada saat itu. Bahkan teorinya pada sifat logam mineral menjadi salah satu sumber utama ensiklopedia Kristen pada abad ketiga belas. Bahkan sob, karena begitu besar pengaruhnya saat ini gambar lukisan Ibnu Sina di pajang untuk menghiasi dinding aula besar di Fakultas Kedokteran, Universitas Paris.
Informasi diatas saya dapat dari buku History Muslim karya Dr. A. Zahoor. Semoga bisa menjadi inspirasi bagi kita semua khususnya untuk generasi islam, bahwa sebelumnya ada sosok ilmuan Islam yang karyanya memberikan pengaruh besar pada peradaban dunia hingga saat ini, Kebanggan ini semoga mampu memotivasi kita untuk turut memberikan sumbangsih karya yang besar untuk kemajuan peradaban dunia.
Salam satu pikiran sob..
0 Respon:
Post a Comment